C. Menelaah Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu: Mengidentifikasi struktur, unsur kebahasaan, dan aspek lisan teks eksposisi yang diperdengarkan atau dibaca.
Teks eksposisi memiliki struktur dan kaidah kebahasaan tertentu. Pemahaman struktur dan kaidahnya itu sangat penting agar kita bisa membedakan teks eksposisi dengan jenis teks lain.
1. Struktur Teks Eksposisi
Perhatikan kembali contoh teks eksposisi yang telah dipelajari pada bagian terdahulu. Tampak bahwa teks-teks eksposisi tersebut terdiri atas bagian-bagian berikut.
a. Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan dibahasnya.
b. Rangkaian argumen, berupa sejumlah pendapat atau argumen penulis sebagai penjelasan atas tesis yang dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen- argumen penulis.
c. Penegasan ulang, sebagai perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini sering pula disebut penutup atau simpulan.
Struktur Teks Eksposisi
Berikut contoh analisis struktur untuk teks berjudul "Nasib Hutan Kita yang Semakin Suram".
a. Tesis
Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan Sumatra akan musnah dan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.
Bagian itu disebut tesis karena mengenalkan permasalahan utama, kemungkinan musnahnya hutan. Bagian itulah yang kemudian menjadi fokus utama pembahasan teks tersebut.
b. Rangkaian Argumen
Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan
dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran hutan masih terus terjadi; penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan tersebut jelas menambah suram nasib hutan.
dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran hutan masih terus terjadi; penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan tersebut jelas menambah suram nasib hutan.
Kutipan tersebut merupakan contoh argumen. Argumen atau pendapat yang ada dalam adalah teks “Nasib Hutan Kita yang Semakin Suram” sebagai berikut.
1) Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya.
2) Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk.
1) Kebakaran hutan masih terus terjadi; penebangan liar semakin meningkat.
2) Diperburuk lagi dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan.
3) Keadaan tersebut jelas menambah suram nasib hutan selama ini.
c. Penegasan Kembali
Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan. Kebijakan tersebut jelas semakin menyempurnakan derita hutan Indonesia.
Bagian tersebut merupakan suatu simpulan dari paparan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata kedua masalah itu belum cukup, kebijakan tersebut jelas semakin....
Perhatikan Pula Struktur Teks Eksposisi
2. Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
Perhatikan kata-kata yang digunakan dalam teks eksposisi. Misalnya, teks berjudul "Nasib Hutan Kita Semakin Suram". Teks tersebut pun memiliki kaidah- kaidah kebahasaan yang khusus, sebagai berikut.
1) Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Dengan topik kehutanan yang menjadi fokus pembahasannya, istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah penebangan liar, hutan lindung, hutan alam, hutan rawa gambut, dan sektor kehutanan.
2) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (kausalitas). Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis (keterangan waktu) ataupun kata- kata yang menyatakan perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
3) Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan menyimpulkan.
4) Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data. . . , merujuk pada pendapat. . . .
5) Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun penambahan makna.
Perhatikan Tabel Berikut
Coba kalian cari aspek-aspek kebahasaan yang ada pada teks eksposisi berikut!
Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial budaya. Kegiatan konsumsi pariwisata di bidang kesenian misalnya, mungkin dapat mengandalkan makna kesenian itu sendiri. Akibat semakin meluaslah hubungan sosial dengan wisatawan dan semakin naiklah pendapatan masyarakat. Kedatangan wisatawan dapat mendorong masyarakat ke arah komersialisme. Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin diusahakan agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Untuk itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap perencanaan yang didasarkan pada studi kelayakan proyek-proyek pariwisata
Masuknya wisatawan akan mengubah kondisi lingkungan. Dalam hal ini kita perlu mengetahui perubahan tersebut tidak melewati ambang batas toleransi. Tindakan ini perlu agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan dan pengembangan pariwisata itu sendiri.
Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus diusahakan proyek penanggulangannya. Salah satunya dengan memusatkan ikhtiar pada sumber penyebab kerusakannya.
Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik ternyata berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi, lalu menyusul keindahan alam, warisan budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di pantai. Sementara itu, wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau kebun raya, keindahan pantai, tempat keramat ataupun ibadah, dan peninggalan sejarah. Dari data ini dapat ditarik simpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada budaya, sedangkan wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
Kebutuhan berekreasi kebutuhan manusiawi. Keindahan alam, ketenangan, kesejukan, dan keaslian membuat manusia merasa tenteram. Jika daerah-daerah peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai dan sudah membludak, bisa diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan orang. Orang ingin beristirahat di tempat-tempat yang lebih tenang dan teduh.
(www.pariwisatakita.com)
D. Menyajikan Teks Eksposisi
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu mampu: Menyajikan gagasan dalam bentuk teks eksposisi artikel ilmiah populer (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya, dll.) dalam wujud secara lisan dan tertulis dengan memperhatikan struktur unsur kebahasaan dan aspek lisan.
1. Langkah-langkah Penyajian
Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi menyajikan sejumlah pendapat (argumen). Teks eksposisi bertujuan untuk meyakinkan orang lain. Di dalamnya tersaji pula fakta untuk lebih meyakinkan kebenaran tentang isi pendapat itu. Dalam sistematika penyajiannya, teks eksposisi diawali dengan penyajian tesis (isu, masalah, ataupun suatu pernyataan yang bersifat umum; kemudian diikuti rangkaian argumentasi atau pendapat beserta sejumlah fakta yang menguatkan; diakhiri dengan penegasan ulang.
Langkah-langkah penyajian sebagai berikut.
a. Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas.
b. Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih; melakukan sejumlah pengamatan lapangan.
c. Mendaftar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil membaca dan langkah-langkah pengamatan.
Contoh:
1) Pentingnya penanganan sampah dalam menghadapi datangnya musim penghujan.
2) Kesemrawutan kehidupan di suatu kota.
3) Pola hidup masyarakat kota dalam membuang sampah.
4) Sikap-sikap pemerintah dalam penanganan sampah.
5) Akibat-akibat pada bencana lingkungan.
6) Solusi penanganan.
d. Menyusun kerangka karangan, struktur teks eksposisi. Topik-topik itu disusun secara sistematis dengan pola berikut.
e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi. Dalam tahap ini kamu harus menjadikan topik-topik itu menjadi argumen-argumen jelas dan logis. Di samping itu, kaidah-kaidah kebahasaan perlu diperhatikan.
Nah, setelah mempelajari materi ini kalian dapat mencobanya sendiri di rumah ya anak-anak. Semoga berhasil dan tetap semangat dalam belajar.
1. 2. Kegiatan Penyuntingan
Langkah penyuntingan merupakan langkah pascapenulisan suatu teks.
Langkah tersebut bertujuan untuk memperoleh tulisan yang lebih baik.
Unsur-unsur yang perlu disunting dalam teks eksposisi berkenaan dengan aspek isi, struktur, dan kaidah bahasa.
a. Aspek isi terkait dengan daya tarik isu, kelugasan argumen, dan kelengkapan fakta. Mungkin pula berkenaan dengan keakuratan ataupun ketepatan penggunaan fakta di dalamnya.
b. Aspek struktur penyajian terkait dengan kelengkapan dan ketepatan susunan antarbagian teks.
Berkaitan dengan aspek ini, kamu pun perlu mencermati bagian-bagian teks: tesis, rangkaian argumen, dan penegasan ulang. Berkaitan dengan aspek ini juga rincikan topik-topiknya. Jangan sampai ada bagian atau kalimat yang menyimpang; tidak sesuai dengan isu utama. Kalimat semacam itu disebut juga kalimat sumbang. Mungkin pula susunannya tidak beraturan atau polanya tidak jelas sehingga maksud teks itu sulit dipahami pembaca.
c. Aspek kaidah kebahasaan, terkait dengan ketepatan penggunaan kata sesuai
dengan karakteristik dari teks eksposisi. Penyuntingan aspek kebahasaan perlu diarahkan pada keefektifan kalimat-kalimatnya, penggunaan kata, dan penulisan ejaan. Dalam hal ini pemahaman kamu tentang tata bahasa dan EBI sangat penting.
Berikut Rubrik Penyuntingan dalam Teks Eksposisi